Pelita Senja : Istilah Perawan Tua Sebagai Ekspresi Dalam Karya Tari

Authors

  • Silvia Dewi Marthaningrum Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Keywords:

tari, pelita, senja, representasi, simbolik

Abstract

“Pelita Senja” terdiri dari dua suku kata yaitu pelita memiliki arti cahaya atau dapat juga diartikan sebagai penerang. Senja memiliki arti tua, sebagai penanda bahwa usia tua itu menjadi kepastian yang tidak bisa dihindari bagi manusia. Dilihat dari sudut pandang senimannya, Pelita Senja adalah sebuah judul yang memiliki makna cahaya yang menerangi dan memberikan kehangatan bagi mereka hingga tua dengan penuh kasih sayang. Judul karya tari ini menjadi lukisan atau gambar yang digunakan seniman untuk mendeskripsikan karya tari yang diciptakkan.Pelita Senja digarap oleh rangsangan ideasional seniman tentang sosok wanita yang menjalani kehidupan seorang diri. Pelita sebagai cahaya yang menerangi dan berguna bagi orang lain sebagai penggambaran sosok wanita yang menjadi tulang punggung keluarganya dan juga orang lain. Senja, memaparkan tentang usia yang tak lagi muda. Kisah hidup sosok wanit ini digarap dalam rangkaian tari dramatis yang berbasis pengolahan gerak representasi simbolik. Proses dalam merealisasi kan kedalam bentuk gerak, seniman menggunakan sifat perempuan yang penuh kelembutan, egois, manja, anggun, dan lebih mengedepankan perasaan sebagai dasar gerak.

References

Bassano, Mary.2009. Terapi Musik dan Warna, terj., Susilawati Hamsa dan Hafis Hidayat, Yogyakarta: Rumpun.

Danesi, Marcel.2010. Pesan, Tanda, dan Makna, terj., Evi Setyarini dan Lusi Lian Piantari, Yogyakarta: Jalasutra.

Dillistone, F. W.2010. Daya Kekuatan Simbol, terj., Widyamartaya, Yogyakarta: Kanisius.

Dipayana, Arya.2003. Warisan Roedjito, Sang Maestro Tata Panggung Perihal Teater dan Sejumlah Aspeknya. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.

Ellfeltd, Lois.1977. Pedoman Dasar Penata Tari, terj., Sal Murgiyanto, Jakarta: Lembaga Kesenian Jakarta.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2011. Koreografi Bentuk-Tehnik-Isi. Yogyakarta: MultiGrafindo.

________________.2003. Aspek-aspek dasar KoreografiKelompok. Yogyakarta: Elkaphi.

Hawkins, Alma M. 2003. Mencipta Lewat Tari, terj., Y. Sumandiyo Hadi.Yogyakarta: Manthili.

Kartono, Kartini.2006. Psikologi Wanita 1, Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung: Mandar Maju.

Manurung, Parmonangan.2010. Pencahayaan Alami dalam Arsitektur. Yogyakarta: C.V ANDI.

Mappiare, Andi.1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Martono, Hendro.2010. Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Cipta Media.

________________.2008. Sekelumit Ruang Pentas Modern dan Tradisi. Yogyakarta: Cipta Media.

Meri, La.1986. Dance Composition the Basic Element, Terj., Soedarsono, Yogyakarta.

Nurrachman, Nani.2011. Psikologi Perempuan Pendekatan Kontekstual Indonesia, bagian 6 Wujud Perempuan. Jakarta:Pohon Cahaya.

Poerwardarminta, WJS.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Saadawi, El Nawal.2010. Perempuan Di Titik Nol, terj., Amir Sutaarga. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Schultz, Duane.1991. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Sehat, terj., Yustinus. Yogyakarta: Kanisius.

Smith, Jacqueline.1975.Komposisi Tari : Sebuah Petunjuk Praktis Basgi Guru, terj., Ben Suharto. Yogyakarta: Ikalasti.

Walgito, Bimo.1981.Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V ANDI.

Sumber Lisan

Sri Wahyani. Umur 53 tahun. Guru SD. Klaten.

Supriyanti. Umur 52 tahun. Wiraswasta. Yogyakarta.

Juar. Umur 61 tahun. Pedagang di Pasar Pundong.Bantul.

Supri. Umur 58 tahun. Pengasuh anak. Glagah Sari

Sumber Webtografi

http://www.psikologismilekoe.blogspot.com/2012

http://www.wikipedia.org/wiki/pernikahan

http://www.perawantua/artikel/

http://www.youtube.com/

Published

2023-09-20

Issue

Section

Articles